Selasa, 06 Agustus 2013

FIGO ACM TENTANG KAMP NAZI



JERITAN DI KAMP KONSENTRASI AUSCHWITZ-BIRKENAU
(Menelisik Eksperimen Kejam Dokter Josef Mengele  Terhadap Para Saudara Kembar)

Oleh FIGO ACM

Abstract: Obligation of physicians is to provide appropriate medical services according to the professional standards and standard operating procedures as well as the medical needs of the patient. The doctors have to work according to standards and codes of conduct that are generally accepted. One task of the doctor is to help cure patients suffering from a particular type of disease. Here the task is to humanize patient's physician. But in reality many doctors often incorrectly use their expertise. There are doctors who make man as an experimental tool. This is certainly contrary to medical bioethics. The brutality of the Nazi doctors who were placed in concentration camps where they make the Jewish prisoners and prisoners of war as a means to experiment is one example of the moral and bioethical violations of human rights. How bioethics and human  rights  response to such practices?
Kata-kata kunci: Dokter Nazi, eksperimen, prinsip, bioetika

DOKTER NAZI
Setelah perang dunia ke II berakhir, Amerika Serikat dan sekutunya membentuk sebuah pengadilan perang Nuemberg untuk mengadili penjahat-penjahat perang Nazi serta mereka semua yang bertanggungjawab atas pembantaian berjuta-juta umat manusia. Pada kesempatan ini juga pengadilan Nuremberg mengadili beberapa dokter yang turut mengambil bagian dalam peristiwa Holocausts tersebut. Para dokter ini tidak berperan dalam perangdan pembantaian secara langsung di lapangan tetapi secara diam-diam melakukan praktek medis dalam kamp-kamp tahanan secara sewenang-wenang. Maksudnya para dokter ini menjadikan para tahanan sebagai kelinci percobaan untuk kepentingan medis Nazi dan dalam usaha untuk membuat percobaan terhadap obat-obat tertentu yang bisa digunakan oleh para tentara Nazi. Dokter-dokter Nazi ini ingin mengumpulkan data ilmiah yang bisa dipakai untuk menentukan kemurnian ras Aryan dan  untuk mengobati penyakit tentara Jerman dalam tugas-tugasnya di luar Negeri. Yang menjadi inti praktek para dokter ini adalah kepentingan Nazi (Bertens, 2001: 99).
Selama proses pengadilan di nuremberg ada dokter yang berdalih bahwa alasan dibuatnya praktek dengan menjadikan manusia lain sebagai kelinci percobaan semata-mata demi kepentingan medis seluruh umat manusia. Misalnya dokter Nazi yang bernama Gerhard Rose berujar “hanya ratusan orang yang menjadi korban tetapi jutaan orang bisa diselamatkan” ( Bertens, 2001:101). Meski demikian pengadilan Nuremberg tetap berpegang pada kemanusiaan. Apapun alasannya praktek yang dibuat oleh para dokter Nazi adalah sebuah kejahatan terhadap manusia. Korban yang dijadikan alat dan manusia-manusia lain pada kodratnya sama argumen Rose sangat tidak manusiawi. Tindakan keji seperti yang dilakukan paa dokter ini adalah pelanggaran berat terhadap martabat manusia. Manusia pada dasarnya sama oleh karenanya pantas untuk memiliki hak-hak yang sama. Salah satunya adalah hak untuk hidup (Hardiman,  2011: 43).
Salah satu contoh kasus yang  melawan bioetika dalam praktek para dokter Nazi ini adalah sebuah penelitian untuk membuktikan keunggulan ras Aryan yang diprakarsai oleh Dokter Josef Mengele dengan menjadikan  saudara kembar sebagai kelinci percobaan (Bertens, 2001: 100). Ratusan tahanan tewas dalam eksperimen Mangele ini. Yang tersisa juga terbelenggu dalam bayang-bayang pengalaman horor traumatis itu sehingga di tangan para dokter inilah manusia-manusia kehilangan kemanusiaanya.
Pertanyaan untuk kita, apakah tugas utama seorang dokter ketika berhadapan dengan pasien. Atau apa yang sehausnya dikerjakan dokter seturut dengan profesinya itu. Mendukung keutuhan hidup manusia serta membela kehidupannya ataukah mengorbankan orang lain untik kepentingan tertentu?
PRAKTEK KEJAM DR. MANGELE MELAWAN BIOETIKA
Dalam Kamp konsentrasi Auschwits-Birkenau, Dr. Josef Mengele memimpin proyek penelitian besar tentang saudara kembar. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan penelitian Mengele adalah untuk membuktikan kemurnian Ras Aryan. Bukan suatu masalah jika Mengele mempergunakan keahliannya dalam bidang Genetika untuk suatu proyek ini. Tetapi akan menjadi sangat bermasalah ketika harus ada manusia lain yang dikorbankan. Setiap profesi memerlukan standar etis. Tak dapat dielakkan jika setiap profesi adalah realitas sosial dan berkembang untuk melayani masyarakat (Yuantoro, 2005: 46). Begitu pila dengan profesi sebagai dokter. Ada standar etis yang harus dipegang dokter dalam kegiatan-kegiatan medisnya.
Berbagai macam eksperimen mengerikan dilakukan Mengele bersama timnya tehadap saudara-saudara kembar. Sering para saudara kembar ini diambil darahnya untuk diteliti secara mendalam. Namanya penelitian berarti berangkat dari sekian banyak kegagalan. Begitu pula dengan proyek Mengele. Semakin banyak kegagalan yang dihasilkan semakin banyak pula tahanan yang dikorbankan. Mengele membutuhkan banyak sampel darah dalam penelitiannya. Sehingga tak jarang darah para tahanan kembar disedot sampai sekian liter dari dalam tubuh-tubuh mereka. Cerita ini selalu berakhir dengan penderitaan hebat serta kematian. Anggota-anggota tubuh diangkat, diukur, dicatat dan dieksperimen dengan sinar X. Pada kesempatan tertentu seorang saudara kembar ditularkan dengan penyakit tertentu dan jika ia meninggal akibat penyakit itu, saudara kembarnya yang masih sehat dibunuh untuk membandingkan organ-organ sakit saudaranya. Selama prakteknya ini, Mengele ttidak pernah menggunakan obat bius atau obat sejenis yang bisa mengurangi rasa sakit (Bertens, 2001: 100). Eksperimennya adalah eksperimen penuh kekerasan. Suatu bentuk penyiksaan kejam hingga menimbulkan sekian banyak kematian.
Demikianlah praktek kejam yang dibuat Dr. Mengele dalam usaha pembuktian keunggulan ras Aryan dengan cara yang sungguh tidak manusiawi. Suatu praktek yang di zaman ini disebut praktek melawan bioetika.
MENGELE DAN PRINSIP EKSPERIMEN BIOMEDIS
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa sah-sah saja jika Mengele melaksanakan prakteknya tesebut. Toh mengele adalah seorang ahli Genetika. Keahliannya dalam bidang genetika membuat dia diberi tugas unntuk meneliti kemurnian ras Aryan. Ilmu yang diperolehnya dapat ia terapkan dalam praksis nyata. Tapi sejarah menceritakan bahwa Mengele cacat dalam mempraktekan keahliannya. Ia adalah seorang dokter ahli sekaligus dokter kejam dan sadis. Sebagai seorang dokter Mengele tentunya pernah diharapkan untuk membela kehidupan umat manusia. Kemampuan-kemampuan medis yang dimilkinya sebenarnya berperan dalam meningkatkan kehidupan. Sayang keahlian Mengele menuntut korban. Satu persatu para tahanan kembar digiring untuk dimasukan dalam Lab selanjutnya dipotong sesuai kebutuhan penelitian. Di sini Mengele melawan prinsip dalam bioetika medis.
Kemajuan ilmu pengetahuan memang sering menuntut korban, tentu ada benarnya. Tetapi hal ini tidak mengandung arti bahwa sesama manusia boleh digunakan sebagai binatang percobaan (Bertens, 2001: 101). Mengele memperlakukan korbannya malah lebih jelek ketimbang binatang percobaan. Mengele tidak peduli sedikit pun dengan penderitaan para korban. Beliau tidak peduli sedikit pun dengan aturan main dalam dunia medis. Berbagai peraturan dan prinsip yang semestinya dipegang teguh oleh seorang dokter malah diabaikan begitu saja. Sebut saja prinsip dasar dalam eksperimen, “manusia hanya boleh diikutsertakan dalam eksperimentasi biomedis jika dengan bebas dan tanpa paksaan apa pu ia memberikan persetujuan itu. Tentu prinsip ini jelas sekali dilanggar oleh Mengele dalam proyek penelitiannya. Para saudara kembar tidak pernah diberi pilihan untuk ikut serta dalam proyek ini, malah mereka dipaksa secara fisik dengan berbagai bentuk ancaman. Prinsip lainnya berbunyi “eksperimen tak dapat dilakukan jika bisa menimbulkan penderitaan dan kematian”. Sementara sebagian besar eksperimen Mengele berakhir dengan kematian.  Malah tahanan lain yang hanya menyaksikan peristiwa ini turut menderita secara psikis. Praktek yang dijalankan Mengele jelas-jelas melawan bioetika.
PENUTUP
Inti pekerjaan para dokter adalah menolong manusia yang menderita. Hal pertama yang diharapkan dari para dokter adalah menghilangkan penderitaan. Dan berbuat baik adalahciri khas seorangdokter. Dengan demikian dokter pada dasarnya mesti pro terhadapkehidupan. Keahlian yang dimiliki harus bertujuan positif. Dokter harus positif dalam berpikir juga dalam bertindak.
Praktek kejam Dr. Mengele dalam kamp Auschwits tidak menunjukan profesionalisme. Mengele mengkhianati profesinya. Ia dokter tapi kemudian dikenal sebagai penjahat terhadap kemanusiaan. Eksperimen terhadap para saudara kembar jelas-jelas melawan bioetika sehingga tidak dapat dibenarkan. Apapun alasannya Pengadilan Nuremberg tetap menghukum Mengele dengan alasan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sejarah masa lalu dalam kamp-kamp tahanan di mana para dokter bertindak sewenang-wenang terhadap para tahanan mesti menjadi bahan refleksi bagi para dokter yang hidup dan berkarya di masa kini. Apaka para dokter masa kini sungguh-sungguh profesional dalam menjalankan tugasnya dan apakah mereka mampu untuk menaati setiap peraturan medis yang berlaku universal. Serta sudahkah mereka berjuang menciptakan keutuhan hidup manusia dengan meringankan atau menghilangkan beban penderitaan para pasien.

SEKIAN




DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. Prespektif Etika: Esai-Esai Tentang Masalah Aktual. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Hardiman, F. B. Hak-Hak Asasi Manusia: Polemik Dengan Agama Dan Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Yuantoro, F. A. Eutanasia. Jakarta: Obor, 2005.
Wikipedia Bahasa Indonesia (Internet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar