DAMPAK KONSEP VOLONTE GENERALE DI
INDONESIA
(Program Dan
Proyek Yang Tidak Tepat Guna)
FIGO ACM
*****Terinspirasi dari penjelasan Dr. Otto Gusti tentang bahaya totalitarisme sebagai akibat dari konsep Volonte Generale Rousseau.
*****Terinspirasi dari penjelasan Dr. Otto Gusti tentang bahaya totalitarisme sebagai akibat dari konsep Volonte Generale Rousseau.
Habermas
pernah menawarkan demokrasi yang radikal. Bukan lagi persoalan suara mayoritas
tetapi lebih pada ketahanan suara dalam uji publik. Sebuah argumen, tindakan
dan kekuasaan disebut demokratis jika mampu diuji dalam ruang publik secara
rasional dan dapat diterima umum. Pemikiran Habermas ini sedikit mempunyai
kesamaan dengan “volonte generale”
Rousseau. Filsuf Perancis itu pernah mengemukakan dua hal yang bisa muncul
dalam suatu sistem kepemerintahan yaitu kehendak umum (volonte
generale) dan kehendak semua. Volonte
generale atau kehendak umum adalah konsep penting yang ditawarkan Rousseau
pada waktu itu. Dikatakan penting karena diyakini mampu menjawabi semua
kebutuhan manusia melalui sebuah aturan atau konsep yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Karena dianggap rasional maka konsep
semacam ini diterima dan bisa diterapkan kepada semua orang. Volonte generale mengandaikan kerelaan
masyarakat untuk menyerahkan kebebasannya kepada negara untuk diatur demi
kebutuhan bersama. Di sini konsep volonte
generale cenderung menciptakan suatu sistem yang totaliter karena segala
keputusan ada pada kekuasaan negara.
Volonte generale bukanlah sebuah
konsensus dari semua masyarakat untuk semua melainkan dipikir oleh segelintir
elite tertentu yang kadang juga untuk kelompok tertentu. Dalam kehendak bebas
mereka merumuskan konsep-konsep itu
secara rasional. Namun perlu diingat bahwa rasionalitas dalam volonte generale cenderung bersifat
parsial. Kehendak bebas mereka tidak mampu merangkul semua kebutuhan masyarakat
sehingga konsep yang terumuskan belum tentu menjawabi berbagai persoalan sosial
yang dihadapi. Akibatnya banyak aturan semu yang tercipta karena rasionalitas
fana dalam volonte generale ini.
Dewasa ini
konsep volonte generale masih
dianggap penting untuk menjawabi permasalahan di Indonesia. Penting bagi kaum
yang berkehendak untuk mempertebal isi dompet. Banyak tender proyek yang
diterbitkan tetapi tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Malah dalam
sekian banyak proyek yang diprogramkan terkandung maksud-maksud kotor. Berapa
rupiahkah uang yang menyelinap masuk ke kantung Angelina sondakh atau Nazarudin
atau Malarangeng seandainya kasus pada proyek Hambalan tidak terbongkar. Meski
demikian masih ada sekian petinggi negara yang diluputkan oleh sistem dan
konsep yang sudah dibentuk itu. Masalah lain yang ditimbulkan sebagai akibat
dari volonte generale adalah kenaikan
harga BBM. Alih-alih menyelamatkan negara dari krisis malah negara menciptakan
krisis baru khusus bagi mereka yang miskin dan tak berdaya.
Jika kehendak
umum kelihatan cacat, apakah mungkin negara wajib mengubah pola pendekatan dari
KEHENDAK UMUM menjadi KEHENDAK SEMUA, agar tidak ada yang melarat di kolong
jembatan saja sementara yang lain bertamasya di atas UANG.
Ruang kelas 4 September
2013 (LEDALERO)